Baca dan renungkan: 2 Timotius 2
“Usahakanlah
supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah
malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2 Timotius 2:15)
Sebagai orangtua rohani, Paulus telah terlebih dahulu terjun dalam
pemberitaan Injil daripada anaknya, Timotius. Ia mengetahui bahwa panggilan
pemberitaan Injil itu susah dan berat jalannya (ayat 9), bahkan beberapa kali
Paulus mengulang kata “menderita”. Namun Paulus tidak mundur sapai langkah
terakhirnya. Untuk itu, dalam bagian ini Paulus hendak mengingatkan dan
menguatkan Timotius untuk menjadi seperti:
ü Seorang prajurit
yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya,
supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. (Ayat 4)
ü Seorang olahragawan
yang hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila
ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. (Ayat 5)
ü Seorang
petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya. (Ayat 6)
Apa yang harus dihadapi Timotius tidaklah mudah (nanti di waktu luangmu,
baca 2 Timotius 3 ya J). Panggilan ini menuntut komitmennya untuk terus bertumbuh semakin dewasa
dalam iman dan kasih kita terhadap Allah dan sesama. Banyak pesan Paulus
untuknya terkait hal-hal yang mungkin akan dihadapi Timotius dalam pelayanannya
kedepan (ayat 16, 22-25). Ia juga mengingatkan anaknya itu agar ditengah
kondisi apapun untuk tetap fokus kepada “Yesus Kristus, yang telah bangkit dari
antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud” (ayat 8).
Tantangan dalam menjalani pelayanan jelas ada, namun cukuplah anugrah Allah
bagi kita dalam menghadapinya, yang malah akan membawa kita kepada pertumbuhan
di dalam Allah, menjadi seperti seorang prajurit, olahragawan, dan petani.
Pertumbuhan itu tidak dapat kita usahakan sendiri tanpa pertolongan Allah.
Untuk itu kita harus senantiasa bergantung pada-Nya, dan diperlukan disiplin
pribadi dalam membangun relasi yang intim dengan-Nya melalui firman dan doa,
serta tekun meng-upgrade diri menjadi
pribadi yang lebih baik dan dengan
rendah hati mau belajar dan dibentuk oleh Allah. Selamat bertumbuh
dalam Allah!
Tiada lebih indah kumelayani Yesus,
walaupun susah dan berat jalannya
Takkan aku mundur seb’lum berakhir hidupku
Kar’na aku tahu apa arti hidupku
Ku melayani Yesus, itu terlebih dari semua
Ku melayani Yesus, itu terlebih indah
Doa: Ya Allah,
aku bersyukur akan panggilan-Mu yang
mulia. Aku manusia yang lemah, aku tak mampu sendiri menghadapi tantangan dalam
hidup dan pelayanan ini. Kiranya hanya Engkaulah senantiasa sumber kekuatanku.
Bentuklah aku menjadi seperti yang Engkau mau, tempalah aku menjadi bejana yang
indah dihadapan-Mu. Dalam nama Yesus, amin!
“Sebab
segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh
Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)
Komentar
Posting Komentar