29 Mei 2016
Tujuan : pengurus memahami bahwa pembuatan tujuan untuk pelayanan adalah untuk menjelaskan MAKSUD dan TUJUAN Allah, bukan tujuan kita sendiri.
1 Korintus 9 : 24-27
9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua
peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat
_________? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya !
9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan,
____________ dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh
suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu ____________
_________.
9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa _______ dan aku bukan petinju
yang __________ saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya
sesudah memberitakan Injil kepada
orang lain, jangan aku sendiri ______.
PERENUNGAN
“semua peserta turut berlari..” artinya
adalah semua pengurus harus bekerja sama (dalam hal pikiran) dan bersama-sama
bekerja (dalam hal teknis). Bekerja sama disini maksudnya adalah bukan hanya
bekerja sama dengan sesama pengurus atau pelayan, tetapi juga harus bekerja
sama dengan Allah. Bagaimana caranya kita dapat mengetahui apa yang harus kita
perbaiki dalam skripsi kita jika kita tidak memiliki komunikasi yang baik
dengan dosen pembimbing kita? Sama halnya dengan pelayanan, bagaimana kita
mengetahui apa yang harus kita kerjakan dan perbaiki dalam pelayanan jika kita
tidak mampu bekerjasama dan memiliki hubungan yang baik dengan Allah?
“larilah begitu rupa..” artinya adalah
memberikan yang terbaik dari apa yang kita punya, pemikiran dan tenaga kita.
Seperti apakah standar “terbaik” itu? Apakah kita mampu menjelaskannya? Atau
apakah kita mengetahui ukurannya? Tidak, hanya Allah yang tahu. Jika kamu belum
bisa memaknai bagaimana memberikan yang terbaik bagi Allah, maka kerjakanlah
pelayananmu seperti kamu mengerjakannya lebih dari apa yang kamu kerjakan untuk
orang yang paling kamu kasihi. Doakan, supaya kamu tidak salah arah. Karena
pelayanan itu bukanlah pelayanan yang “berlari
tanpa tujuan..”.
“bukan petinju yang sembarangan saja
memukul..” apa yang bisa dilakukan supaya tidak sembarangan memukul? Maka
kita harus “melatih tubuh dan
menguasainya seluruhnya”. Hal ini sebenarnya lebih ke arah teknis, rajin
membaca Alkitab dan literatur tertentu, belajar dari pengalaman orang lain dan
menerapkannya dalam pelayanan kita.
Sebagai
seorang pelayan Tuhan, terkadang kita lupa akan tujuan inti dari pelayanan kita
yaitu INJIL. Tujuannya akhirnya berubah, bisa saja menjadi bagaimana ya caranya
supaya jemaat banyak yang hadir, atau bagaimana ya supaya jemaat nyaman saat
beribadah, atau bagaimana ya supaya jemaat kompak. Ya, memang itu tidak salah.
Tapi terkadang hal itu yang menjadi fokus utama pelayanan sehingga lupa dengan
INJIL, padahal hal itu sebenarnya hanya bersifat teknis. INJIL yang terutama,
teknis yang kedua. Ketika sudah selesai membuat suatu tujuan, baca dan
renungkan kembali tujuan tersebut, apakah sudah ada esensi INJIL didalamnya?
Komentar
Posting Komentar